Rabu, 18 Mei 2011

Tempat-tempat di Jakarta Tempo Dulu

Tempat-tempat di Jakarta Tempo Dulu - ini adalah beberapa nama tempat di Jakarta tempo dulu. Tampak sekali banyak perubahan yang terjadi di kota Jakarta ini. Mungkin bagi yang jenuh dengan suasana kota Jakarta saat ini yang semrawut, ramai, macet dan sesak dan  rindu dengan suasana kota Jakarta tempo dulu, saya akan berikan beberapa gambar yang sudah saya pilih.



1. Glodok. Asalnya dari kata grojok yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Di tempat itu dahulu kala ada semacam waduk penampungan air kali ciliwung. Orang tionghoa dan keturunan tionghoa menyebut grojok sebagai glodok karena orang tionghoa sulit mengucap kata grojok seperti layaknya orang pribumi.


glodok 1
glodok 2
glodok 3
glodok 4
glodok 5
glodok 6
glodok 7
glodok 8
2. Harmoni. Hiruk pikuk kendaraan bermotor dibalut dengan kepulan asap dan kebisangan melekat erat di sebuah daerah yang seolah tak pernah mati, yakni Harmoni. Nama harmoni, memang tak asing bagi warga Jakarta. Namun tidak semua orang mengetahui asal mula nama Harmoni tersebut. Menoleh ke belakang pada saat kependudukan Belanda, Harmoni dikenal sebagai sebuah gedung tempat berkumpulnya masyarakat Belanda bernama Harmonie. Gedung yang dibangun tahun 1810, kini menang sudah rata dengan tanah pada Maret 1982. Posisi gedung, jika masih berdiri berada pojokan Jalan veteran dan Jalan Majapahit. Kini lahan bekas gedung itu menjadi bagian dari lahan parkir sekretariat negara. Berikut beberapa gambarnya :

harmonie 1
harmonie 2
harmonie 3
harmonie 4 (1876)
harmonie 5 (1937)
harmonie 6
harmonie 7
harmonie 8


3. Stasiun Kota Batavia (BEOS), Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi.

Yang pertama, Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.

Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya adalah Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.

Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1870, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk renovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta api-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.

Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan




stasiun BEOS 1
stasiun BEOS 2
stasiun BEOS 3 (kala senja)
stasiun BEOS 4   
stasiun BEOS 5
stasiun BEOS 6
stasiun BEOS 7
stasiun BEOS 8
stasiun BEOS 9
stasiun BEOS 10




4. Stasiun Gambir, Stasiun Gambir adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Gambir, Jakarta Pusat. Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an dan mendapatkan renovasi secara besar-besaran pada 1990-an. Stasiun Gambir melayani transportasi kereta api untuk tujuan-tujuan utama di Pulau Jawa. Di stasiun ini, tersedia pula bus DAMRI untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Stasiun ini berada di Daerah Operasi 1 Jakarta.





stasiun Gambir 1
stasiun Gambir 2



5. Stasiun Jatinegara, sebelum kemerdekaan bernama Stasiun Meester Cornelis adalah sebuah stasiun kereta api di daerah Jatinegara, Jakarta Timur. Stasiun ini merupakan stasiun bertemunya tiga jalur, yaitu jalur ke Pasar Senen, jalur ke Manggarai, dan jalur ke Bekasi. Setiap harinya dilewati sekitar 350 kereta api. Di dekat stasiun ini terdapat dipo lokomotif.
Sebagai stasiun penghubung ke luar Jakarta, stasiun ini dilalui oleh semua KA ke berbagai kota di Pulau Jawa (kecuali tentu saja ke arah Banten dan Bogor). Namun demikian, tidak semua KA yang ke luar dari Jakarta berhenti untuk menaikkan penumpang di stasiun ini. Hanya KA ekonomi dan KA bisnis yang berhenti untuk menaikkan penumpang dalam perjalanan menuju kota-kota di Jawa, sedangkan semua KA eksekutif, kecuali KA Argo Gede, KA Argo Jati, dan KA Sembrani tidak berhenti di sini. Tetapi, semua KA yang datang menuju Jakarta berhenti untuk menurunkan penumpang di stasiun ini. 
                       
                         stasiun Jatinegara 1








                                    
                                                       stasiun Jatinegara 2




                                             









Rabu, 20 April 2011

Alat Transportasi Tempo Dulu

Becak
Siapa sih di Indonesia ini yang tidak tahu becak. Becak (dari bahasa Hokkien: be chia “kereta kuda”) adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia. Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi. Becak juga sebagai salah satu alternatif kendaraan jika ongkos kurang dan ga bisa naek taxi atau bis kota hahaha.... (^_^) 


helicak 1


becak 1

becak 2

becak 3

becak 4

becak dan penumpang 2

becak dan penumpang 3




becak 5


helicak 2

keramaian kota

becak 7

becak dengan penumpang 4


becak dengan penumpang 5


becak lagi di bengkel
Trem
Trem merupakan kendaraan yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Alat transportasi bernama trem mulai diperkenalkan di Batavia pada 1869. Trem pada masa itu ditarik oleh kuda. Meski "mesin penggeraknya" kuda, tapi jarak tempuhnya lumayan panjang, dari Kwitang ke Pasar Ikan. Lambat laun posisi trem kuda digantikan dengan trem bermesin uap pada 1881. Ketel uap yang ditempatkan dalam kaleng besar menjalankan lokomotif trem. Hingga tanggal 10 April 1899 trem listrik mulai beroperasi di Jakarta.


trem 1

trem 2

trem 3

trem 4

trem 5


trem 6

trem 7

trem 8

trem 9



trem 10


trem 11

trem 12

trem 13

trem 14


trem 15

trem 16


Oplet
Oplet, pernah berfungsi sebagai kendaraan umum nyaman di Jakarta. Kini digantikan oleh mikrolet. Pada 1960-an dan 1970-an oplet menjadi kendaraan umum paling populer di Jakarta. Bis sedang dan besar masih jarang. Ketika itu trayek yang paling banyak dilalui oplet adalah Jatinegara – Kota. Rutenya adalah Stasiun Jatinegara lewat Matraman Raya, Salemba Raya, Senen, Pasar Baru terus memutar di Harmoni. Nama oplet mulai terkenal di masyarakat luas selain Jakarta yaitu pada saat kemunculan film Si Doel.

oplet 1

oplet 2

oplet 3

oplet 4

oplet 5

oplet 6

oplet 7
Taxi Tempo Dulu
Sebelum penemuan mobil, praktek menyewa kendaraan untuk umum berada di tempat. Pada tahun 1640, di Paris, Nicolas sauvage menawarkan kereta kuda dan driver untuk disewakan. Pada tahun 1635, di Hackney Carriage Undang adalah undang-undang pertama berlalu yang mengendalikan kereta kuda untuk disewa di Inggris.

taxi 1

taxi 2

taxi 3

taxi 4

Bis Tingkat
Tanggal pengenalan bis tingkat (sama seperti bus pertama itu sendiri) tampaknya terbuka untuk perdebatan, sebagai versi yang berbeda model dan klaim muncul di seluruh internet. Secara umum yang disepakati adalah bus komersial pertama kali diperkenalkan secara luas pada 1820 itu, (dengan beberapa upaya sebelumnya gagal sebentar dicatat di Perancis pada awal 1662) dan ini adalah beberapa waktu sebelum pengenalan dari mesin pembakaran, mereka yang ditarik kuda seperti yang Anda harapkan. Awal bus ini disebut 'omnibus' dan dioperasikan di Perancis dan Inggris, dan itu sebelum 1847 ketika Adams & Co karya Fairfield, diproduksi kendaraan dengan atap clerestory dengan dibangun di atas menjalankan kursi panjang bus. Ini pertama kali dioperasikan oleh Pengajuan Ekonomi Perusahaan London, dan untuk mendorong orang untuk menggunakan tarif setengah dari biaya duduk di dalamnya. Bus double decker dengan atap terbuka yang ditarik kuda awalnya tidak populer, dan butuh waktu hampir 10 tahun untuk ide untuk menangkap, ketika pada tahun 1852 John Greenwood memperkenalkan jauh lebih besar double decker dengan ruang yang cukup untuk sampai dengan 42 penumpang dan dibutuhkan menarik dengan 3 kuda, dengan dek atas masih diakses oleh tangga.
Bus ini menjadi lebih aneh dengan inovasi seperti sebuah tangga untuk membuat akses ke dek atas lebih mudah, bersama dengan menghadap ke depan kursi taman daripada kursi longitudinal, dan ini memudahkan wanita untuk menaikinya. 

inilah nasib bis tingkat sekarang. kasian yah... ("__")

bis tingkat 2

bis tingkat 3

bis tingkat 4

bis tingkat 5

bis tingkat 6

bis tingkat 7

bis tingkat 8

bis tingkat 9

bis tingkat 10

bis tingkat 11

bis tingkat 12

bis tingkat 13

bis tingkat 14

bis tingkat 15

bis tingkat 16

bis tingkat 17

bis tingkat 18

bis tingkat 19

bis tingkat 20

bis tingkat 21

bis tingkat 22


bis tingkat 23

bis tingkat 24

bis tingkat 25

nasib bis tingkat saat ini.

karena tidak lagi dipakai akhirnya dipakai sebagai distro pakaian

interior bis tingkat

mesin bis tingkat

bis tingkat

interior tempat duduk penumpang bis tingkat

mesin bis tingkat

mesin bis tingkat